Kembali pada al-quran
assalamualaikum wr.wb
Kehidupan kita di dunia tidak terlepas
dari tujuan.
Saat manusia mempunyai suatu tujuan
ingatlah hakikinya ada tujuan dari sang pencipta.
Apa tujuan hidup kita di dunia.
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz Dzariyat: 56)
Saudaraku
… Jadi, Allah tidaklah membiarkan kita begitu saja. Bukanlah Allah
hanya memerintahkan kita untuk makan, minum, melepas lelah, tidur,
mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan
hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada
tujuan besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat
beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
Setiap
manusia pun mempunyai cita-cita dalam hidupnya dan itu tidaklah
salah.
Dan
tidak salah juga kalau manusia tidak mempunyai cita-cita karena
hakikatnya cita-cita adalah penyemangat,lantas apakah salah jika kita
tidak mempunyai cita-cita.karena ada sebagian manusia yang
memasrahkan tujuan hidupnya mengikuti tujuan besar itu ya tujuan dari
sang khaliq untuk mahluknya.
Manusia
mempunyai kehendak.
Itu
adalah kesempurnaan manusia di banding dengan mahluk lainnya.
وَقُلِ
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ
فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
“Dan
Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” [1]
إِنْ
هُوَ إِلا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (٢٧)
لِمَنْ شَاءَ
مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ (٢٨)
“Al
Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, (yaitu)
bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.”[2]
Dari itu khaliq mengutus beberapa Rosul
dan nabbinya untuk memberi peringatan atau mengingatkan tujuan awal
manusia hidup.
Dalam era di jaman sekarang hal ini
adalah hal dasar sehingga di terlupakan tujuan awal manusia di
ciptakan terlupakan begitu saja oleh kebudayaan,sosial,ekonomi.
Ya hal ini yang membuat manusia
melupakan tujuan hidup.
Ketika beberapa manusia beramal lewat
sponsor,hakikinya manusia itu mempunyai ranah selain tujuan awal.
Banyaknya manusia berlomba dalam hal
sedekah kalau kita kembalikan ke hakiki sesungguhnya manusia itu lupa
mereka terjerat lingkaran gaya hidup..
Sebagai contoh perihal puasa
رُبَّ صَاىِٔمٍ
حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ
وَالْعَطَشُ
“Berapa
banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar
dan dahaga saja.”
(HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Albani berkata, ”Hasan Shahih.”)
Sangat jelas hadist ini sebagai
pengingat Kembalilah pada tujuan awal puasa.
Jangan sampai terlena dengan kebiasaan
berpuasa dalam lingkungan yang tidak mengarah pada tujuan awal
manusia di perintahkan berpuasa.
Saya simpulkan
Hakikat Puasa adalah puasa lahir dan
batin
Sesungguhnya puasa yang disyari’atkan
bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum, namun hakikatnya
adalah puasa yang meliputi dua dimensi sekaligus, lahir maupun batin.
Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah rahimahumullah dari dulu
telah menjelaskan tentang hakikat puasa yang memiliki dua dimensi
sekaligus.
Ibnu Qudamah rahimahullah dalam
ringkasan kitab Ibnul Jauzi rahimahullah yang dinamakan
Mukhtashar Minhajil Qashidin, pada hal. 44 menjelaskan tentang
tingkatan puasa,
وللصوم ثلاث
مراتب: صوم العموم ، وصوم
الخصوص ، وصوم خصوص الخصوص
Puasa memiliki tiga tingkatan:
- Puasa umum,
- Puasa khusus, dan
- Puasa super khusus
Beliaupun menjelaskan satu persatu
macam-macam puasa tersebut,
1. Puasa Orang Umum
Ibnu Qudamah rahimahullah
mengatakan,
فأما صوم
العموم: فهو كف البطن
والفرج عن قضاء الشهوة
“Adapun puasa umum adalah menahan
perut dan kemaluan dari menuruti selera syahwat (menahan diri
dari melakukan berbagai pembatal puasa, seperti makan, minum, dan
bersetubuh).”
Puasa jenis umum ini jelas sekali
diambil dari dalil-dalil tentang adanya pembatal-pembatal puasa.
2. Puasa Orang Khusus (VIP)
Ibnu Qudamah rahimahullah
melanjutkan penjelasannya,
وأما صوم
الخصوص: فهو كف النظر ،
واللسان ، والرجل ، والسمع ، والبصر،
وسائر الجوارح عن الآثام
“Dan puasa khusus adalah menahan
pandangan, lisan, kaki, pendengaran, penglihatan dan seluruh anggota
tubuh dari dosa-dosa.”
Puasa jenis khusus ini diambil dari
dalil-dalil yang menunjukkan bahwa hakikat disyari’atkannya puasa
itu untuk sebuah hikmah meraih derajat ketakwaan dan takut kepada
Allah, sehingga dengannya orang yang berpuasa bersih jiwanya dari
seluruh kemaksiatan dan menjadi orang yang diridhai oleh-Nya.
Di antara dalil yang menunjukkan hal
ini adalah
firman Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah:
183). Lihatlah tafsirnya kembali dalam artikel pertama.
3. Puasa Super Khusus (VVIP)
وأما صوم
خصوص الخصوص: فهو صوم القلب
عن الهمم الدنية ، والأفكار المبعدة عن
الله ـ سبحانه وتعالى ـ ، وكفه عما سوى
الله ـ سبحانه وتعالى ـ بالكلية
“Adapun puasa super khusus adalah
puasanya hati dari selera yang rendah dan pikiran yang menjauhkan
hatinya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala serta menahan hati
dari berpaling kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala
secara totalitas”.
Diatas adalah salah satu contoh kecil
tujuan hidup yang di persempit dengan tujuan puasa.
Masih banyak yang akan saya jabarkan
mengenai
perihal kembali pada alquran
mungkin ketika kita memegang tujuan ini
lewat aspek-aspeknya kita akan di anggap aneh,
wahai temanku bersenanglah engkau tidak
di anggap aneh oleh tuhanmu.
Dalam hidup kita sering di hadapkan
dengan problematis tinggi tapi yakinlah semua sudah ada aturannya
yang jika kita ikuti semua akan mudah dan kembalilah pada tujuan
islami,ya tujuan yang menembus alam berikutnya
tabahkan hatimu jika dunia mengolokmu
karena kita yakin kalu kita mengikuti tujuan yang hakiki.
Lepaskanlah segala penat di dunia
karena setelah matipun engkau tau kesenangan di dunia tak bisa engkau
bawa
berkumpulah dan bergaulah dengan orang
alim,orang yang mengajak ke kebaikan yang sesungguhnya bukan
kesenangan sesaat karena kita akan mendapatkan safaatnya.
Mungkin kita susah melihat siapa teman
itu,lihatlah ajakannya,lihatlah tujuannya,,sesungguhnya mereka akan
mengajak ke hal kebaikan melalui proses yang baik.proses yang di
ridhoi alloh swt
bukan proses yang di maklumi
kebudayaan.kebudayaan takan bisa menolongmu saat engkau di hisab.
Sekali lagi ayo sahabat teman kita
kembali ke alquran ke jalan yang di ridhoi alloh untuk memenuhi
tujuan yang utama.
Walawpun kita telah di lupakan saat
berada di alam roh,
tapi kita masih mempunyai alquran
sebagai petunjuk
“Dan mengapa kamu tidak beriman
kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada
Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu,
jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8)
wassalamualaikum wr.wb...